Hikmah dalam Bekerja daripada Materi yang Melimpah


Hikmah dalam Bekerja daripada Materi yang Melimpah

(oleh: Muhammad Yoga Suprana)


Bekerja adalah bagian dari aktivitas kita yang melibatkan kesadaran untuk mencapai hasil sesuai dengan harapan kita. Tujuan dari bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup kita.

Namun, apakah makna sebenarnya dari bekerja itu sendiri?

Yang pasti adalah…

Bekerja bukan hanya untuk memenuhi keperluan, bukan juga sebuah beban dan tanggungan, melainkan sebuah kewajiban. Berpahala jika dilakukan, namun berdosa apabila ditinggalkan.

Apakah kita sudah bisa menyimpulkan ?

Jika belum, mari kita bahas hingga tuntas.

 Miss Merry Riana pernah berkata “Bekerja bukan hanya untuk mencari materi, bekerja adalah bermanfaat bagi orang banyak.” (source: https://www.instagram.com/p/Byb68aVoPsX/)

Saya setuju apa yang dikatakan Miss Merry Riana. Mengapa? Karena jika kita bekerja hanya untuk mendapatkan materi. Lalu amalan apa yang kita dapatkan dari materi tersebut sebagai balasannya?

Jika kita berpikir bahwa bekerja hanyalah untuk mendapatkan materi. Maka, kita akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, tanpa memperdulikan siapa rekan kerja kita, pemimpin kita dan pekerjaan kita. Seolah-olah tidak ada hal yang lebih penting lagi ketimbang mendapatkan materi. Benarkah begitu?

Semua orang sudah pasti bisa bekerja dan semua orang yang bekerja sudah pasti mendapatkan materi dari hasil pekerjaannya. Tapi tidak semua orang yang bekerja bisa memberikan manfaat bagi orang banyak termasuk orang-orang disekelilingnya?

Mengapa?

Karena kita belum sadar, siapa diri kita sebenarnya?

Apakah kita pernah berpikir bahwa bekerja hanyalah untuk datang tepat waktu, mengerjakan tugas, melakukan presentasi dan mendapatkan hasilnya? Jika iya demikian, apa yang mendasari dalam diri kita sehingga bisa melakukan semua itu?

Pernahkah kita berpikir, bahwa kita bisa melewati semua itu berkat orang-orang yang kita jumpai di lingkungan kerja kita, bisa jadi rekan kerja kita yang setia, bisa juga seorang sahabat sejati kita, bahkan bisa juga seorang pacar atau mungkin mantan kita.

Perlu kita sadari bahwa diri kita adalah makhluk sosial yang memiliki kewajiban untuk membantu orang lain dan bahkan juga pantas untuk menerima bantuan orang lain juga.

Sadari bahwa kita adalah makhluk sosial yang bisa bersikap ramah, tamah, sopan dan santun.

Belajar untuk bisa saling tersenyum, saling menyapa dan bersalaman.

Tidak hanya bersikap santun kepada mereka yang lebih tua dari kita, tidak juga kepada mereka yang cantik dan ganteng saja. Melainkan kepada semuanya kita bisa bersikap ramah tamah tanpa perlu memandang status sosial mereka.

Belajar untuk bisa ikhlas dan tulus dalam membantu mereka yang membutuhkan. Ketika kita bisa ikhlas, pengetahuan semakin luas, dan ibadah semakin baik. Maka, rezeki pun akan dicukupkan. Ingat, Tuhan akan membalas perbuatan kita baik berupa amalan ataupun dosa kita.

Apakah itu mudah? Ternyata tidak juga…

Pernahkan kita menerima sebuah pesan WhatsApp hanya sekedar huruf “P” saja? Atau mungkin kita pernah mengakhiri sebuah percakapan pesan WhatsApp hanya dengan huruf “Y” saja?

Lalu, apa yang menjadi dasar seseorang untuk melakukan itu?

Ternyata sikap kita terhadap orang lain, seperti acuh tak acuh, apalagi cuek dan melontarkan satu kata saja yang bernada tinggi atau tidak enak didengar oleh orang lain, maka kita akan menyakiti perasan orang tersebut juga. Disini kita bisa belajar bahwa segala hal yang kita pikir baik belum tentu baik juga dalam pikiran orang lain.

Ingat, setiap orang memiliki ide, pikiran dan gagasan yang berbeda-beda. Jangan pernah menyamakan mereka bahkan membanding-bandingkan mereka. JANGAN.

 Justru dengan keberagaman sosial inilah yang seharusnya bisa menyatukan kita untuk saling melengkapi satu sama lain, bertukar pendapat dan siap membangun fondasi kokoh dan megah bersama-sama sebagai bentuk rasa persatuan.

Apakah semua hal tersebut bisa diterapkan dalam tempat kerja?

Semua hal yang bisa kita lakukan, lakukanlah. Jika ada cara lain, cari caranya. Kalau ada kesempatan yang terlewatkan? Kejar kesempatan itu. Jangan bohongi diri kita sendiri.

Jika selama ini kita pernah mengeluh, tidak pernah dihargai, tidak pernah dianggap ada dan bahkan pernah digantikan. Maka kita harus berintropeksi diri, karena itu penting, tidak hanya disaat genting, melainkan disaat kita berpikir, berkata dan bertindak.

Disini kita bisa belajar win-win solution, ilmu yang harus diterapkan dalam bekerja. Ketika kita menang, orang lain juga menang. Ketika kita bisa membantu orang lain dalam hal apapun, orang lain akan melakukan hal yang serupa. Sehingga kita bisa mencapai kemenangan bersama-sama.

Lalu, apa yang terpenting dari semua itu?

KEPEDULIAN

Benar, kepedulian adalah dasar dari semua kebaikan. Jika sebuah pohon adalah kebaikan. Maka, kepedulian adalah akarnya.

Pengetahuan, Cinta, Pengabdian, Kesabaran, Kejujuran, Kebenaran, dan Keadilan adalah cabang batang dari sebuah pohon kebaikan.

Tidak perlu belajar dari mana dulu, tidak perlu memahami dan melakukan yang mana dulu.
Yang terpenting adalah apakah diri kita benar-benar peduli?

Peduli terhadap diri kita sendiri? Peduli terhadap orang-orang disekeliling kita? Peduli terhadap pekerjaan kita? Dan peduli terhadap apa yang pantas untuk menjadikan kebaikan untuk semua orang?

Jujurlah…

Mari kita mencoba merenungkan semua itu, dimulai dari kepedulian terhadap diri kita sendiri?

Hingga saat ini apakah kita sudah bisa menyimpulkan hikmah dalam bekerja daripada materi yang berlimpah?

Jika belum juga, mari kita mengulas kembali hingga tuntas.

Diri kita adalah makhluk sosial. Hidup bermasyarakat yang beragam, mulai dari idenya, kebudayaannya, sukunya, ras, agama dan masih banyak lagi. Disini kita belajar untuk saling menghargai, siap bertoleransi dan mau menggalang persatuan untuk menjadi kesatuan yang tidak bisa dihancurkan, dibubarkan bahkan dimusnahkan.

Namun untuk mengikat semua keberagaman itu hanya dibutuhkan sebuah kepedulian.

Ya, kepedulian. Dimana kita bisa menjadi seseorang yang berguna bagi banyak orang. Kepedulian juga bisa menjadi kesempatan untuk penyalur berkat agar bisa saling berbagi satu sama lain kepada mereka yang membutuhkan.

Miss Merry Riana pernah berkata "Siapa yang menabur benih, dia akan memetik hasil. Siapa yang menebar kasih, dia akan berlimpah cinta. Dan siapa yang memberi jalan pada hidup banyak orang. Maka senantiasa indah. Kelak dia akan terus dikenang.” (source: https://www.youtube.com/watch?v=UDMisBIG9K4)

Selain hal diatas yang sudah dibahas dengan tuntas.

Masih ada banyak hikmah lain dalam bekerja. Menurut kita semua belum tentu sama. Banyak ide dan pemikiran yang mengarah hal positif lainnya, negatif juga boleh asalkan bersifat membangun diri kita.

Seperti halnya, bekerja bisa mendapatkan ilmu. Ya, Karena dengan menambah relasi pertemanan, pengalaman baru dan keberagaman sosial itulah yang bisa meningkatkan wawasan kita.

Miss Merry Riana pernah berkata "Bekali diri dengan wawasan dan iman saat mencari uang, punya uang tanpa tahu cara menggunakannya bisa-bisa berujung hutang." (source: https://www.youtube.com/watch?v=UDMisBIG9K4)

Kita harap setelah membaca artikel ini. Kita bisa memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama, mau duduk bersama siapapun rekan kerja kita, merencanakan pekerjaan bersama, saling pengertian dan mau membantu satu sama lain.

Akhir kata, setiap orang memiliki ide dan pendapat yang berbeda-beda. Jika ada pendapat diantara kita yang beda, boleh kok kita luangkan dan membahasnya bersama-sama. Terima kasih yang sudah membaca artikel ini, selamat menempuh kehidupan yang berharga dan mau peduli kepada siapapun. Oke?

Jangan lupa share ya ^_^


Jangan lupa menonton video Miss Merry Riana berikut ini yaa agar wawasan kita bertambah luas. Terima kasih